PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
Pendahuluan
Keterampilan
proses sains adalah pendekatan yang didasarkan pada anggapan bahwa sains itu
terbentuk dan berkembang melalui suatu proses ilmiah. Dalam pembelajaran sains,
proses ilmiah tersebut harus dikembangkan pada siswa sebagai pengalaman yang
bermakna. Bagaimanapun pemahaman konsep sains tidak hanya mengutamakan hasil
(produk) saja, tetapi proses untuk mendapatkan konsep tersebut juga sangat
penting dalam membangun pengetahuan siswa. Keterampilan ilmiah dan sikap ilmiah
memiliki peran yang penting dalam menemukan konsep sains. Siswa dapat membangun
gagasan baru sewaktu mereka berinteraksi dengan suatu gejala. Pembentukan
gagasan dan pengetahuan siswa ini tidak hanya bergantung pada karakteristik
objek, tetapi juga bergantung pada bagaimana siswa memahami objek atau
memproses informasi sehingga diperoleh dan dibangun suatu gagasan baru. Ada tiga dimensi
ilmiah yang sangat penting dalam mengajarkan sains. Yang pertama adalah isi
dari sains yaitu konsep dasar dan pengetahuan ilmiah. Dimensi ilmiah yang
pertama ini adalah yang kebanyakan dipikirkan orang. Dua dimensi ilmiah
penting lain di samping pengetahuan ilmiah adalah proses ilmiah dan sikap
ilmiah. Proses ilmiah adalah bagaimana ilmuwan melakukan proses dalam
mendapatkan sains, sedangkan sikap ilmiah adalah bagaimana para ilmuwan
bersikap ketika melakukan proses dalam mendapatkan sains tersebut. Sains adalah
upaya untuk mempelajari, merumuskan permasalahan, dan menemukan jawaban
tentang berbagai gejala alam. Oleh karena itu, maka keterampilan proses yang
sama seperti yang dimiliki ilmuwan harus kita miliki dalam memecahkan berbagai
permasalahan kehidupan sehari-hari. Ketika kita mengajar siswa untuk
menggunakan keterampilan proses dalam memahami sains, kita juga mengajarkan
pada mereka keterampilan yang akan mereka gunakan dalam masa depan di setiap
area kehidupan mereka.
Pengertian
Keterampilan proses sains merupakan keterampilan-keterampilan yang dimiliki
oleh para ilmuwan untuk memperoleh dan mengembangkan produk sains (Anitah,2007).
Menurut Rustaman (2005), keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman langsung sebagai
pengalaman
pembelajaran.
Melalui pengalaman langsung
seseorang dapat lebih menghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan. Berikut
ini disajikan
jenis-jenis
indikator keterampilan
proses beserta sub indikatornya.
Tabel Indikator dan Sub Indikator Keterampilan Proses Sains
No
|
Indikator
Keterampilan
Proses Sains
|
Sub Indikator Keterampilan Proses Sains
|
1.
|
Mengamati
|
- Menggunakan sebanyak mungkin alat indera
- Mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan
|
2.
|
Mengelompokkan/
Klasifikasi
|
- Mencatat setiap pengamatan secara terpisah
- Mencari perbedaan, persamaan
- Mengontraskan ciri-ciri
- Membandingkan
- Mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan
|
3.
|
Menafsirkan
|
- Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
- Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan
- Menyimpulkan
|
4.
|
Meramalkan
|
- Menggunakan pola-pola hasil pengamatan
-
Mengungkapkan
apa
yang mungkin
terjadi
pada
keadaan yang belum diamati
|
5.
|
Mengajukan
pertanyaan
|
- Bertanya apa, mengapa, dan bagaimana.
- Bertanya untuk meminta penjelasan.
|
|
|
- Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis.
|
6.
|
Merumusakan
hipotesis
|
- Mengetahui
bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari suatu kejadian.
-
Menyadari
bahwa suatu
penjelasan
perlu
diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih
banyak atau melakukan cara pemecahan masalah.
|
7.
|
Merencanakan
percobaan
|
- Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan
- Mentukan variabel/ faktor penentu.
- Menetukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat.
- Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah kerja
|
8.
|
Menggunakan
alat/bahan
|
- Memakai alat/bahan
- Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan.
- Mengetahui bagaimana menggunakan alat/ bahan.
|
9.
|
Menerapkan konsep
|
- Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru
-
Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan
apa yang sedang terjadi
|
10.
|
Berkomunikasi
|
- Mengubah bentuk penyajian
-
Menggambarkan data empiris
hasil percobaan
atau pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram
- Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis
- Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian
- Membaca grafik atau tabel atau diagram.
-
Mendiskusikan hasil
kegiatan mengenai suatu masalah atau suatu
peristiwa.
|
Berikut adalah deskripsi mengenai indikator keterampilan proses sains:
1.
Mengamati
Mengamati adalah proses pengumpulan data
tentang fenomena atau peristiwa
dengan menggunakan inderanya. Untuk dapat
menguasai keterampilan mengamati, siswa harus menggunakan sebanyak mungkin inderanya, yakni melihat, mendengar, merasakan, mencium dan mencicipi. Dengan demikian dapat mengumpulkan fakta- fakta yang relevan dan memadai.
2.
Mengelompokkan/Klasifikasi
Mengelompokkan adalah suatu sistematika yang digunakan untuk menggolongkan sesuatu berdasarkan syarat-syara tertentu. Proses mengklasifikasikan
tercakup beberapa kegiatan seperti mencari kesamaan, mencari perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, membandingkan, dan mencari dasar penggolongan.
3.
Menafsirkan
Menafsirkan hasil pengamatan ialah menarik kesimpulan tentatif dari data yang dicatatnya. Susiwi (2009) berpendapat bahwa hasil-hasil pengamatan tidak
akan berguna bila tidak ditafsirkan. Karena itu,
dari mengamati langsung, lalu mencatat
setiap pengamatan secara terpisah, kemudian menghubung-hubungkan hasil-hasil pengamatan itu. Selanjutnya siswa mencoba menemukan pola dalam suatu seri pegamatan, dan akhirnya membuat kesimpulan.
4.
Meramalkan
Meramalkan adalah memperkirakan berdasarkan
pada
data hasil
pengamatan yang reliabel (Firman, 2000). Apabila siswa dapat menggunakan pola-pola hasil pengamatannya untuk
mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamatinya, maka siswa
tersebut telah mempunyai kemampuan proses meramalkan.
5.
Mengajukan pertanyaan
Keterampilan proses mengajukan pertanyaan dapat diperoleh siswa dengan mengajukan pertanyaan apa, mengapa, bagaimana, pertanyaan untuk meminta penjelasan
atau pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis.
6.
Merumusakan hipotesis
Hipotesis
adalah
suatu perkiraan yang beralasan
untuk
menerangkan
suatu kejadian atau pengamatan tertentu.
7. Merencanakan percobaan
Agar siswa dapat memiliki keterampilan merencanakan percobaan maka siswa tersebut harus
dapat
menentukan alat dan
bahan yang akan digunakan dalam percobaan. Selanjutnya, siswa
harus dapat menentukan variabel-variabel, menentukan
variabel yang harus dibuat tetap, dan variabel mana yang berubah. Demikian pula siswa perlu untuk menentukan apa yang akan diamati, diukur, atau ditulis,
menentukan cara dan langkah-langkah kerja.
Selanjutnya siswa dapat pula menentukan bagaimana mengolah hasil-hasil pengamatan.
8.
Menggunakan alat/bahan
Untuk dapat
memiliki keterampilan
menggunakan alat dan
bahan, dengan
sendirinya siswa
harus menggunakan secara langsung alat
dan
bahan agar dapat memperoleh pengalaman langsung. Selain itu, siswa harus mengetahui mengapa dan bagaimana cara menggunakan alat dan bahan.
9.
Menerapkan konsep
Keterampilan menerapkan konsep dikuasai siswa apabila siswa dapat menggunakan konsep yang
telah dipelajarinya dalam situasi baru atau menerapkan konsep itu pada pengalaman-pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang
terjadi.
10. Berkomunikasi
Keterampilan ini meliputi keterampilan membaca grafik, tabel,
atau diagram dari hasil percobaan. Menggambarkan
data empiris dengan
grafik, tabel, atau diagram juga
termasuk berkomunikasi. Menurut Firman (2000), keterampilan berkomunikasi adalah keterampilan menyampaikan gagasan atau hasil penemuannya kepada orang lain.
Pengukuran Keterampilan Proses (Kps)
Untuk mengukur ketermpilan proses perlu dibahas karakteristik
butir soal KPS, penyusunan butir soal KPS, dan pemberian skor butir soal KPS
(Rustaman, 2004).
1. Karakteristik Pokok
Uji Keterampilan Proses Sains
Karakteristik pokok uji KPS akan
dibahas secara umum dan secara khusus. Secara umum pembahasan pokok uji biasa
yang mengukur penguasaan konsep. Secara khusus karakterisik jenis keterampilan
proses tertentu akan dibahas akan dibandingkan satu sama lain, sehingga jelas
perbedaannya.
a. Karakteristik
umum
Secara umum butir soal keterampilan proses dapat dibedakan
dari pokok uji penguasaan konsep.Pokok uji pokok uji keterampilan proses
memiliki beberapa karakteristik, yaitu :
1. Pokok uji keterampilan proses
tidak boleh dibebani konsep (non concept
burdan). Hal ini diupayakan agar pokok uji tersebut tidak rancu dengan
pengukuran penguasaan konsepnya. Konsep dijadikan konteks. Konsep yang terlibat
harus diyakini oleh penyusunan pokok uji sudah dipelajari siswa atau tidak
asing bagi siswa (dekat dengan keadaan sehari-hari siswa).
2. Pokok uji KPS mengandung sejumlah
informasi yang harus diolah oleh responden atau siswa. Informasi dalam pokok
uji keterampilan proses dapat berupa gambar, diagram, grafik, data dalam tabel
atau uraian, atau obyek aslinya.
3. Seperti pokok uji pada
umumnya, aspek yang akan diukur oleh
pokok uji KPS harus jelas dan hanya mengandung satu aspek saja, misalnya
interpretasi.
4. Sebaiknya ditampilkan gambar untuk.membantu
menghadirkan obyek.
b. Karakteristik khusus
• Observasi
Harus dari objek atau peristiwa sesungguhnya
•
Interpretasi
Harus menyajikan sejumlah data untuk memperlihatkan
pola
• Klasifikasi
Harus ada kesempatan mencari/menemukan persamaan dan
perbedaan, atau diberikan kriteria tertentu untuk melakukan pengelompokkan,
atau ditentukan jumlah kelompok yang harus terbentuk.
• Prediksi
Harus jelas pola/kecenderungan untuk dapat mengajukan
dugaan/ ramalan
•
Berkomunikasi
Harus ada satu bentuk penyajian tertentu untuk diubah
ke penyajian lainnya, misalnya bentuk uraian ke bentuk bagan atau bentuk tabel
ke bentuk grafik
·
Berhipotesis
Dapat merumuskan dugaan atau jawaban sementara, atau
menguji pemyataan yang ada dan mengandung hubungan dua variable atau lebih,
biasanya mengandung cara kerja untuk menguji atau membuktikan
· Merencanakan percobaan
atau penyelidikan
Harus memberi kesempatan untuk mengusulkan gagasan
berkenaan dengan alat/bahan yang akan digunakan, urutan prosedur yang harus
ditempuh, menentukan peubah (variable), mengendalikan peubah.
· Menerapkan konsep atau
prinsip
Harus memuat konsep/prinsip yang akan diterapkan tanpa
menyebutkan nama konsepnya.
· Mengajukan pertanyaan
Harus memunculkan sesuatu yang mengherankan, mustahil,
tidak biasa atau kontradiktif agar responden atau siswa termotivasi untuk
bertanya.
2. Penggunaan Pokok Uji
Keterampilan Proses Sains
Penyusunan pokok uji KPS menuntut penguasaan masing-masing
jenis keterampilan prosesnya (termasuk pengembangannya). Sebaiknya dipilih satu
konsep proses yang akan diukur, sajikan sejumlah inforrnasi yang perlu diolah.
Setelah itu disiapkan pertanyaan atau suruhan yang dimaksud.kan untuk
memperoleh respon atau jawaban yang diharapkan. Tentukan pula bagaimana bentuk
respon yang diminta : memberi tanda silang atau menuliskan jawaban singkat,
atau bentuk lainnya.
Umpamanya akan disusun poko uji keterampilan observasi tentang
bagian-bagian bunga. Berikan satu tangkai bunga sesungguhnya untuk diperiksa
(informasi). Sebaiknya dipilih bunga yang kontras dan memiliki bau khas. Ajukan
pertanyaan mengenai jumlah kelopak, jumlah dan keadaan mahkota bunga, bentuk
kepala sari, keadaan kepala putik, dan ciri khas bunga tersebut. Respon diminta
dalam bentuk jawaban singkat lima buah berurutan ke bawah dari a sampai e.
3. Proses Sains
Pemberian Skor Pokok Uji Keterampilan
Sebagaimana pokok uji pada umumnya, pokok uji keterampilan
proses perlu di beri skor dengan cara tertentu. Setiap respon yang benar diberi
skor dengan bobot tertentu, umpamanya masing-masing 1 untuk pokok uji observasi
di atas yang berarti jumlah skornya 5.
Untuk respon yang lebih kompleks, misalnya membuat pertanyaan,
dapat diberi skor bervariasi berdasarkan tingkat kesulitannya. Umpamanya pertanyaan berlatar belakang hipotesis diberi skor
3; pertanyaan apa, mengapa, bagaimana diberi skor 2; pertanyaan yang meminta
penjelasan diberi skor 1.
Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Keterampilan Proses
Sains
Keefektifan
model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains adalah sebagai berikut : Model pembelajaran
berbasis keterampilan proses sains sebagai bentuk strategi pembelajaran, dalam
implementasinya menuntut komitmen dari guru dan sekolah secara kelembagaan. Guru dituntut untuk mau
belajar dan terus melakukan inovasi dalam praktik pembelajarannya. Model ini
menuntut guru untuk berpikir positif dan berupaya mengembangkan berbagai bentuk
kegiatan pembelajaran yang lebih memungkinkan siswa beraktivitas melakukan
proses sains. Guru harus selalu menyediakan lembar kerja siswa yang dapat
menjadi pedoman bagi siswa dalam melakukan aktivitas belajar, dan ini
membutuhkan komitmen guru akan panggilan tugas profesionalnya. Dari sisi
sekolah sebagai sistem dimana proses pembelajaran dikembangkan guru, model
pembelajaran berbasis keterampilan proses sains membutuhkan kemampuan
manajerial kelas yang baik dengan jumlah siswa yang akomodatif dan fasilitas
belajar yang memadai.
Menurut Dimyati (2009), kelebihan KPS
adalah:
- KPS dapat memberikan rangsangan ilmu pengetahuan, sehingga siswa dapat memahami fakta dan konsep ilmu pengetahuan dengan baik.
- Memberikan kesempatan kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar menceritakan atau mendengarkan cerita tentang ilmu pengetahuan. Hal ini menyebabkan siswa menjadi lebih aktif.
- KPS membuat siswa menjadi belajar proses dan produk ilmu pengetahuan sekaligus.
Pentingnya Keterampilan
Proses Sains
Penguasaan keterampilan proses dapat diukur dengan tes
penampilan. Tes penampilan (performance assesment) dapat diobservasi,
jawabannya dapat secara tertulis atau lisan. Dalam tes penampilan dapat
diketahui keterampilan dan cara berpikir responden atau siswa. Tes penampilan
masih sangat jarang dilakukan.
Dalam setiap tujuan pembelajaran (umum) untuk masing-masing
pokok bahasan atau konsep terdapat kata kerja berkenaan dengan perilaku dan
cara mencapainya. Misalnya rumusan tujuan berikut: siswa memahami
ketergantungan antar makhluk hidup dengan melakukan pengamatan dan menafsirkan
hasil pengamatannya. Dalam rumusan tersebut nampak ada konsep dan keterampilan
proses sains (melakukan pengamatan, menafsirkan hasil pengamatan).
Jika rumusan tujuan berikut: siswa mampu melakukan percobaan
tentang arus listrik, energi dan sumber energi listrik serta mampu menerapkan
pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam rumusan tujuan tersebut
tujuan utamanya adalah keterampilan proses (mampu melakukan percobaan,
menerapkan pengetahuan) tentang konsep (arus listrik, energi, dan seterusnya).
Dari kedua contoh rumusan tujuan tersebut, dapat ditarik sebuah kesimpulan
bahwa keterampilan proses sains harus melalui pembelajaran konsep dan
menghasilkan pengalaman belajar siswa (Rustaman, 2003).
Menurut Semiawan (1992:14-15) dalam Nuh (2010), terdapat
empat alasan mengapa pendekatan keterampilan proses sains diterapkan dalam
proses belajar mengajar sehari-hari, yaitu :
1. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung semakin cepat sehingga tidak mungkin
lagi guru mengajarkan semua konsep dan fakta pada siswa,
2. Adanya
kecenderungan bahwa siswa lebih memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak
jika disertai dengan contoh yang konkret,
3. Penemuan
dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bersifat mutlak 100 %,
tapi bersifat relatif,
4. Dalam
proses belajar mengajar, pengembangan konsep tidak terlepas dari pengembangan
sikap dan nilai dalam diri anak didik.
Penutup
1.
Keterampilan proses sains merupakan keterampilan-keterampilan
yang dimiliki oleh para ilmuwan untuk memperoleh dan mengembangkan produk sains.
2.
Dalam keterampilan proses sains
ada terdapat beberapa indikator yakni mengamati,
mengelompokkan/mengklasifikasikan, menafsirkan, meramalkan, mengajukan,
merumuskan hipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep, dan
berkomunikasi.
3.
Untuk mengukur keterampilan proses ada beberapa hal yang perlu dibahas yaitu karakteristik butir soal KPS, penyusunan butir soal KPS, dan
pemberian skor butir soal KPS
Komentar
Posting Komentar