Langsung ke konten utama

Manfaat Statiska Dalam Pendidikan


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
          Statistika merupakan salah satu bidang ilmu yang terdengar asing oleh masyarakat awam. Hal ini dikarenakan kita baru mengenal dan mempelajari statistika di SMP dan berlanjut ke SMA. Tetapi statistika yang kita pelajari tersebut masih termasuk kedalam mata pelajaran matematika. Berbeda dengan statistika di perguruan tinggi yang berdiri sendiri dalam suatu bidang ilmu yang dinamakan statistika dasar.
            Secara umum statistika dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang data-data serta cara untuk menganalisanya. Seiring dengan perkembangan zaman statistika semakin berkembang pesat. Konsep-konsep yang ada dalam statistika juga banyak digunakan dan diterapkan oleh berbagai bidang ilmu. Seperti dibidang ekonomi kita dapat mengetahui pendapatan perkapita suatu negara. Dibidang sosiologi kita dapat mengetahui pola penyebaran penduduk dan laju pertumbuhan penduduk. Dibidang MIPA statistika juga dapat digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata dari berapa kali percobaan, dan masih banyak lagi.
            Sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari kita juga telah menerapkan konsep dasar statistika, tetapi mungkin kita tidak menyadarinya. Contohnya, sebagai mahasiswa tentu saja kita harus mengatur kondisi keuangan kita agar cukup sampai akhir bulan, sehingga kita harus mempertimbangkan berapa besar pengeluaran kita dalam sehari. Dengan ini kita telah memakai salah satu konsep statistika yaitu mean atau rata-rata. Selain itu, para pedagang dan petani juga secara tidak langsung menggunakan konsep statistika untuk mengetahui apakah penghasilan mereka meningkat atau tidak dalam tiap tahunnya.
            Statistika juga banyak digunakan dalam dunia pendidikan, karena dalam pendidikan tidak terlepas dari data-data. Misalnya, data perkembangan peserta didik, nilai-nilai peserta didik, absensi peserta didik, dan lain sebagainya. Oleh karena itu makalah ini membahas mengenai kegunaan statistika dalam dunia pendidikan.

1.2 Tujuan
            Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini untuk mengetahui:
1.      Pengertian statistika
2.      Hubungan statistika dengan dunia pendidikan
3.      Manfaat statistika dalam dunia pendidikan

1.3 Rumusan Masalah
            Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain:
1.      Apa pengertian statistik dan statistika?
2.      Bagaimana hubungan statistika dengan dunia pendidikan?
3.      Apa saja manfaat statistika dalam dunia pendidikan?







BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Statistik dan Statistika
2.1.1 Sejarah
            Penggunaan istilah statistika dimulai dari bahasa latin modern statisticum collegium (dewan negara) dan bahasa Italia statista (negarawan atau politikus). Pada tahun 1749 Gottfried Achenwall untuk pertama kalinya menggunakan istilah statistik dalam bahasa Jerman sebagai nama untuk kegiatan analisis data kenegaraan, dengan mengartikannya sebagai "ilmu tentang negara (state)". Pada awal abad ke-19 telah terjadi pergeseran arti menjadi "ilmu mengenai pengumpulan dan klasifikasi data". Kemudian Sir John Sinclair memperkenalkan nama (Statistics) dan pengertian ini ke dalam bahasa Inggris. Jadi, statistika secara prinsip mula-mula hanya mengurus data yang dipakai lembaga-lembaga administratif dan pemerintahan. Pengumpulan data terus berlanjut, khususnya melalui sensus yang dilakukan secara teratur untuk memberi informasi kependudukan yang berubah setiap saat.
Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 statistika mulai banyak digunakan  dalam bidang matematika, terutama peluang. Cabang statistika yang ada pada saat ini banyak digunakan untuk mendukung metode ilmiah. Misalnya Ronald Fisher (peletak dasar statistika inferensi), Karl Pearson (metode regresi linear), dan William Sealey Gosset (meneliti problem sampel berukuran kecil). Penggunaan statistika pada masa sekarang dapat dikatakan telah menyentuh semua bidang ilmu pengetahuan, mulai dari astronomi hingga linguistika. Bidang-bidang ekonomi, biologi dan cabang-cabang terapannya, serta psikologi banyak dipengaruhi oleh statistika dalam metodologinya. Akibatnya lahirlah ilmu-ilmu gabungan seperti ekonometrika, biometrika (atau biostatistika), dan psikometrika.
Meskipun ada beberapa pihak yang menganggap statistika sebagai cabang dari matematika, tetapi sebagian pihak lainnya menganggap statistika sebagai bidang yang banyak terkait dengan matematika melihat dari sejarah dan aplikasinya. Oleh karena itu, saat ini statistika banyak digunakan diberbagai bidang ilmu pengetahuan.
2.1.2 Pengertian
            Istilah statistik berasal dari bahasa latin “status” yang artinya suatu negara. Suatu kegiatan pengumpulan data yang ada hubungannya dengan kenegaraan, misalnya data mengenai penduduk, data mengenai penghasilan dan sebagainya, yang lebih berfungsi untuk melayani keperluan administrasi.
Secara kebahasaan, statistik berarti catatan angka-angka (bilangan), perangkaan, data yang berupa angka-angka yang dikumpulkan, ditabulasi, dikelompokkan, sehingga dapat memberi informasi yang berarti mengenai suatu masalah, gejala atau peristiwa (depdikbud, 1994).
Menurut Sutrisno Hadi (1995) Statistik adalah untuk menunjukkan kepada pencatatan angka-angka dari suatu kejadian atau kasus tertentu. Selaras dengan apa yang didefinisikan oleh Sudjana (1995:2) bahwa statistik adalah kumpulan fakta berbentuk angka yang disusun dalam daftar atau tabel dan atau diagram, yang melukiskan atau menggambarkan suatu persoalan.
Statistika beda halnya dengan statistik, statistika yang dalam bahasa Inggris “statistics” (ilmu statistik), ilmu tentang cara-cara mengumpulkan, mentabulasi dan menggolongkan, menganalisis dan mencari keterangan yang berarti dari data yang berupa angka.
Statistika merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara mengumpulkan, menabulasi, menggolongkan, menganalisis, dan mencari keterangan yang berarti dari data yang berupa bilangan-bilangan atau angka, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan atau keputusan tertentu.
Selain itu, Statistika juga merupakan cabang ilmu matematika terapan yang terdiri dari teori dan metoda mengenai bagaimana cara mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasi, menghitung, menjelaskan, mensintesis, menganalisis, dan menafsirkan data yang diperoleh secara sistematis. Sedangkan dalam dunia pendidikan, statistika membahas tentang prinsip-prinsip, metode, dan prosedur yang digunakan sebagai cara pengumpulan, menganalisa serta menginterpretasikan sekumpulan data yang berkaitan dengan dunia pendidikan.
2.1.3 Konsep Dasar
            Dalam mengaplikasikan statistika terhadap permasalahan sains, industri, sosial, maupun pendidikan. Pertama-tama kita harus mempelajari populasi. Makna populasi dalam statistika itu sendiri merupakan populasi benda hidup, benda mati, ataupun benda abstrak. Populasi juga dapat berupa pengukuran sebuah proses dalam waktu yang berbeda-beda yang sering dikenal dengan istilah deret waktu. Setelah itu kita melakukan pendataan (pengumpulan data) seluruh populasi yang dinamakan sensus. Sebuah sensus tentu memerlukan waktu dan biaya yang tinggi. Untuk itu, dalam statistika seringkali dilakukan pengambilan sampel (sampling). Sampling merupakan sebagian kecil dari populasi yang dapat mewakili seluruh populasi. Analisis data dari sampel nantinya digunakan untuk menggeneralisasi seluruh populasi. Jika sampel yang diambil cukup representatif, inferensial (pengambilan keputusan) dan simpulan yang dibuat dari sampel dapat digunakan untuk menggambarkan populasi secara keseluruhan. Metode statistika tentang bagaimana cara mengambil sampel yang tepat dinamakan teknik sampling. Analisis statistik banyak menggunakan probabilitas sebagai konsep dasarnya hal terlihat banyak digunakannya uji statistika yang mengambil dasar pada sebaran peluang.
Ada dua macam statistika, yaitu statistika deskriptif dan statistika inferensial. Statistika deskriptif berkenaan dengan deskripsi data, misalnya dari menghitung rata-rata dan varians dari data mentah, mendeksripsikan menggunakan tabel-tabel atau grafik sehingga data mentah lebih mudah dibaca dan lebih bermakna. Statistika deskriptif adalah cara-cara merangkum sejumlah besar informasi kuantitatif (numerik). Jika terdapat banyak pengukuran, hal yang bisa di lakukan adalah membuat sebuah grafik atau gambaran-gambaran lainnya sehingga lebih mudah dibaca dan dipahami.
Sedangkan statistika inferensial berkenaan dengan permodelan data dan melakukan pengambilan keputusan berdasarkan analisis data, misalnya melakukan pengujian hipotesis, melakukan estimasi pengamatan masa mendatang (estimasi atau prediksi), membuat permodelan hubungan (korelasi, regresi, ANOVA, deret waktu), dan sebagainya.
2.2 Hubungan Statistik Dalam Pendidikan
            Dalam pendidikan penggunaan konsep statistika sangat diperlukan sebagai alat bantu prsoses belajar dan mengajar terutama dalam hal penilaian. Setiap anak didik pasti memiliki data penilaian yang berbeda-beda. Pendidik pun memiliki standar atau aturan tertentu dalam melakukan penilaian. Baik itu penilaian secara  kualitatif maupun kuantitatif. Dengan adanya data statistika, pendidik bisa melakukan analisa terhadap peserta didiknya. Misalnya menganalisa siapa yang terbaik dalam suatu mata pelajaran dan siapa yang kurang. Untuk siswa yang terbaik, pendidik bisa merekomendasikan siswa tersebut dalam mengikuti suatu perlombaan atau olimpiade. Sedangkan untuk siswa yang kurang, pendidik bisa membantu siswa tersebut untuk mengembangkan minat dan bakat di bidang lain. Dengan kata lain dengan adanya data statistik pendidik bisa mengetahui minat dan bakat peserta didik. Serta mengetahui perkembangan peserta didiknya tiap semesternya.
            Oleh karena itu, dapat kita simpulkan bahwa statistika berhubungan erat dengan pendidikan.
2.3 Kegunanaa Statistik Dalam Pendidikan
Fungsi utama statistik dalam dunia pendidikan adalah sebagai alat bantu dalam proses belajar-mengajar. Dalam kegiatan menilai hasil pendidikan, seorang pendidik biasanya menggunakan aturan tertentu. Aturan tersebut pada hakikatnya adalah semacam ukuran. Hasil penilaian itu biasanya dinyatakan dalam berbagai macam cara. Namun cara yang paling umum digunakan adalah dengan menyatakannya dalam bentuk angka (bilangan). Hal yang dinilai yaitu kemajuan atau perkembangan anak didik setelah mereka menempuh proses pendidikan dalam jangka waktu tertentu. Sebenarnya penilaian ini bersifat kualitataif, tetapi akan diubah menjadi data yang kuantitatif. Dengan kata lain, hasil penilaian tersebut dilakukan kuantifikasi. Ada berbagai alasan dilakukannya kuantifikasi, namun alasan yang paling utama ialah dengan melakukan pengubahan  bahan keterangan yang bukan berupa angka menjadi bahan keterangan berupa angka. Sehingga pendidik lebih jelas dan tegas memperoleh gambaran mengenai kemajuan atau perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik, setelah mereka menjalani proses pendidikan. Dengan menggunakan data kuantitatif, pendidikan akan lebih dapat memperoleh kepastian, dibandingkan menggunakan data kualitatif. Oleh karena itu, dalam kegiatan penilaian hasil pendidikan cara yang paling umum digunakan adalah dengan menggunakan data kuantutatif. Dengan kata lain statistik dapat digunakan pendidik sebagai alat bantu untuk mengolah, menganalisis, dan menyimpulkan hasil yang telah dicapai dalam kegiatan penilaian tersebut.
Bagi seorang pendidik yang  professional, statistik juga memiliki kegunaan yang sangat besar. Sebab jika menggunakan statistik sebagai alat bantu, maka pada data eksak itu pendidik akan dapat :
a. Memperoleh gambaran, baik gambaran secara khusus maupun gambaran secara umum tentang suatu gejala, keadaan maupun peristiwa.
b. Mengikuti perkembangan atua pasang surut mengenai gejala, keadaan atau peristiwa tersebut, dari waktu ke waktu.
c. Melakukan pengujian, apakah gejala yang satu berbeda denagn gejala yang lain atau tidak. Jika terdapat perbedaan, apakah perbedaan itu merupakan perbedaan yang berarti ataukah perbedaan itu terjadi hanya kebetulan saja.
d. Mengetahui apakah gejala yang satu ada hubungannya dengan gejala yang lain.
e. Menyusun laporan yang berupa data kuantitatif denag teratur, ringkas dan jelas.
f. Menarik kesimpulan secara logis, mengambil keputusan secara tepat dan mantap, serta dapat  memperkirakan atau meramalkan hal-hal yang mungkin terjadi di masa mendatang, dan langkah konkret apa yang kemungkinan perlu dilakukan oleh seorang pendidik.


           


           








BAB III
PENUTUP
3.1              Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan dan pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan:
1.      Statistika adalah ilmu tentang pengolahan dan analisis data yang di dalamnya kita bisa menginterpretasi dan mempresentasikan data tersebut sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan dari data tersebut.
2.      Statistika dan pendidikan memiliki hubungan yang erat. Pendidikan tidak terlepas dari data-data yang berkaitan dengan peserta didik. Kemudian data-data tersebut diolah dengan statistika dan dikembalikan lagi sehingga menimbulkan suatu siklus yang saling berkaitan.
3.      Dengan adanya hubungan tersebut dapat ditarik manfaat statistika dalam pendidikan yakni sebagai alat bantu dalam proses belajar dan mengajar maupun penilaian.











DAFTAR PUSTAKA

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Kurikulum Perlu Berubah?

  Sebagai umpan balik, silakan klik link dibawah ini https://forms.gle/gDWMgnk4jZqsFzon7

Alam Pikiran Yunani

ALAM PIKIRAN YUNANI Sambutan Bung Hatta dalam bukunya “Alam Pikiran Yunani” Penerbit : Tintamas Jakarta 1980 Percetakan (Uni Press) Universitas Indonesia . Tiap-tiap bangsa, betapa juga biadabnya, mempunyai dongeng dan takhyul. Ada yang terjadi dari pada kisah perintang hari, keluar dari mulut orang yang suka bercerita. Ada yang terjadi daripada muslihat mempertakuti anak-anak, supaya ia jangan nakal. Ada pula yang timbul karena keajaiban alam, yang menjadi pangkal heran dan takut. Dari itu orang menyangka alam ini penuh dengan dewa-dewa serta biduanda dan bidadarinya yang bermacam-macam namanya. Demikianlah lama-kelamaan timbul berbagai fantasi, cetakan pikiran, yang menjadi barang peradaban manusia bermula. Fantasi itu tidak ada batasnya, sebab ia tidak bersangkut dengan yang lahir. Keadaannya tidak dapat dibenarkan. Oleh karena itu, fantasi itu menjadi pangkal juga daripada “pengetahuan” yang ajaib-ajaib. Fantasi membawa orang yang meminangnya ke awing-awang, keluar dar